Tag Archives: amanah

Shidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah

    Integrasi Shidiq Amanah Tabligh dan Fathonah

Shidiq, amanah, tabligh dan fathonah adalah empat sifat yang wajib dimiliki oleh Nabi sebagai pembawa risalah Allah. Dengan bekal empat sifat ini, Rasulullah berhasil menyampaikan ajaran islam dan memperoleh kemenangan atas orang-orang musyrik dan kafir quraisy. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa harus empat sifat ini? bisakah sifat-sifat ini saling dipisahkan?
Shidiq (jujur) adalah sifat dimana seseorang akan selalu berkata dan berprilaku jujur dalam hidupnya. Amanah (terpercaya) adalah sifat dimana seseorang akan selalu bertanggung jawab melaksanakan beban yang diembankan kepadanya, tanpa ada pengurangan maupun penambahan sehingga ia mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Tabligh (menyampaiakn) adalah sifat yang mengharuskan seseorang menyampaikan apa yang wajib disampaikan, tidak ada yang disembunyikan. Fathonah (kecerdasan) adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjadi pemimpin, Karena tidak mungkin seorang pemimpin mampu melaksanakan kepemimpinannya tanpa mengetahui ilmu kepemimpinan.
Keempat sifat tersebut harus dimiliki seorang pemimpin jika menginginkan kesuksesan dalam kepemimpinannya. Jika salah satu dari empat sifat tersebut hilang, maka kepemimpinannya akan mengalami kecacatan. Ibarat sebuah pesawat terbang, pesawat akan disebutkan sebagai pesawat terbang unsur-unsur dasarnya dimiliki, yaitu roda, badan pesawat (ruang penumpang), pesawat, kabin pesawat dan mesin. Jika salah satu dari unsur tersebut tidak ada, tentu saja pesawat tersebut adalah pesawat yang cacat.
Pemimpin yang tidak memiliki sifat shidiq bagaikan pesawat tanpa roda. Ia tampak seperti pesawat yang normal dan baik serta dapat membawa penumpang yang banyak, akan tetapi ia tidak akan dapat terbang karena alat awal yang digunakan untuk terbang tidak ada. Ketika roda tidak berfungsi ditengah perjalanan, pesawat tidak akan dapat mendarat dengan mulus. Begitu pula kepemimpinan tanpa sifat shidiq. Seorang pemimpin dapat menjalankan kepemimpinan menggunakan sifat amanah, tabligh dan fathonah, akan tetapi kepemimpinan tersebut akan berakhir buruk karena tidak ada kejujuran. Akibatnya, orang-orang yang dipimpinnya akan merasa kecewa dan tidak akan menghoramtinya lagi.
Pemimpin yang tak memiliki sifat amanah bagaikan pesawat tanpa ruang penumpang. Ia dapat terbang dan mendarat dengan baik karena masih memiliki roda, kabin pesawat dan mesin, akan tetapi ia tidak mampu membawa penumpang karena tidak ada ruang penumpang. Begitu pula dengan pemimpin, ia mampu menjalankan kepemimpinannya menggunakan sifat amanah, tabligh dan fathonah, akan tetapi tidak akan ada orang yang mau untuk dipimpinnya karena ia tidak dapat dipercaya.
Pemimpin tanpa sifat tabligh bagaikan pesawat tanpa kabin. Ia tampak sempurna, akan tetapi ia tidak akan mampu membawa penumpang ke tempat tujuan karena tidak ada kabin sebagai ruang kendali. Begitu pula dengan pemimpin yang tidak memiliki sifat tabligh. Mungkin ia dapat memimpin, akan tetapi sifatnya yang tidak tabligh (tidak menyampaikan segala sesuatu yang harus disampaikan) menyebabkan orang-orang yang dipimpin merasa dibohongi dan tidak dapat mencapai sesuatu yang seharusnya dicapai sehingga tidak ada kepercayaan lagi pada pemimpin tersebut.
Pemimpin tanpa sifat fathonah bagaikan pesawat tanpa mesin. Pesawat tanpa mesin sudah dipastikan tidak akan dapat terbang meskipun fisik luarnya terlihat baik. Begitu pula pemimpin, pemimpin yang tidak fathonah (cerdas), tidak mengerti ilmu kepemimpinan serta tidak memahami kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar, sudah dapat dipastikan tidak akan mampu menjalankan kepemimpinannya.
Oleh karena itulah, pemimpin yang sukses harus shidiq, amanah, tabligh dan fathonah.

by: Mu’arrafah Saifullah